Baca Puisi Omar Khayyam, Teroris pun Tercerahkan


Sang Murshid, Omar Khayyam
Pada abad 12 M, sekte Ismailiyah yg didirikan Hasan Sabah berpusat di bukit Alamud-Samarkand adalah sekte 'para pembunuh' yg ditakuti di segenap imperium Islam. Namun, mendadak sekte 'teroris' ini jadi sekte yg paling toleran, gemar dgn musik dan puisi sufi, setelah pengganti Hasan Sabah membaca 'kitab rahasia' berupa puisi-puisi 'rubayat' karya Omar Khayyam.

Hasan Sabah adalah tokoh mubaligh Islam yang dikecewakan secara politik dan ekonomi oleh sultan Islam pada masa itu. Dengan dendam yang membara ia merekrut orang-orang gurun masa itu menjadi pengikutnya. Ia melarang pengikutnya untuk menikmati segala macam jenis musik, puisi, dan seni lainnya. Ia membuat mereka menjadi pasukan teror berani mati dengan semangat "jihad kecil" -- membunuh orang-orang yang tak sepaham dengannya.

Dari sinilah kata "assasin" berasal.... :))
Kabarnya, sebelum "pasukan terornya" itu dikirim untuk membunuh, mereka disuruh menghisap hasshis (opium), lalu setengah teler, Hasan Sabah menampilkan para perempuan penari perut sambil berkata: "Saat ini kau sedang ada di surga, dan itulah para bidadari yang akan menyambutmu setelah kau mati sahid nanti." Begitulah, kata assasin itu berasal......:)

Sayang sekali, al Qaida enggan membaca karya itu, shg pengeboman msh saja terjadi hingga malam ini tercatat 70 orang tewas di karachi. Para Taliban-er dan Al Qaida-er bakal ditembak mati kalau berani baca puisi-puisi sufistik Omar Khayyam....:)

Ada yang menyatakan bahwa tokoh "Hasan Sabah" itu hanyalah fiktif saja dan diciptkan oleh kaum Khawarij. Tapi, ada juga yang menyatakan bahwa tokoh ini benar-benar ada secara historis (bisa dilihat di Wikipedia).



Hasan Sabah, mulanya seorang teroris.Ia pun tercerahkan, menjadi lembut dan manusiawi setelah terilhami puisi-puisi sufistik Sang Murshid, Omar Khayyam
Yang jelas keberadaan sekte Ismailiyah memang benar-benar ada. Keterlibatan beberapa tokoh sufi besar seperti Omar Khayam (yang juga penemu Aljabar dan ahli Astronomi) dan Al-Hallaj juga tercatat dalam kronik sejarah. Selain itu benteng di bukit Alamud juga pernah dicatat oleh Marco Polo dalam perjalanannya ke Cina. Beberapa catatan juga pernah mengungkapkan bahwa Sultan Solahuddin Al-Ayubbi pernah dikirimi belati di tempat tidurnya oleh pengikut Hasan Sabah.

Yang menarik adalah proses transformasi sekte Ismailiyah dari sekte radikal dan tukang teror, menjadi sekte sufistik yang lembut dan sangat toleran. Kabarnya, setelah Hasan Sabah meninggal, putranya diangkat menjadi "pemimpin besar" sekte ini. Suatu ketika "sang putera mahkota" ini, menemukan satu kotak yang berisi kitab-rahasia karya Omar Khayyam -- sahabat karib dari Hasan Sabah. Setelah seminggu sang putra itu membaca kitab rahasia itu, maka ia pun mendapat transformasi spiritual mendadak.

Lalu, suatu hari, ia kumpulkan semua pengikutnya dan berkata: "Mulai saat ini, kita semua tak lagi diwajibkan shalat, karena shalat mengandaikan bahwa Tuhan itu terpisah dari diri kita, padahal bagaimana mungkin Dia bisa terpisah?

"Mulai saat ini, tak ada lagi kewajiban ritual bagimu. Ibadah bukanlah kewajiban, tetapi sebuah perayaan. Karena saat ini kita memang sudah berada di dalam surga-Nya."

Maka, mulai saat itu, musik dan puisi -- yang sebelumnya diharamkan -- dihalalkan bagi para pengikut Ismailiyah. Dan, itulah pula sebabnya, sekte Ismailiyah hingga saat ini masih dianggap sekte sesat di dalam Islam.

Jadi, jika saat ini tafsir tentang ajaran Islam cenderung menjadi radikal secara politik, suka pada teror dan kekerasan dalam praksisnya, maka berarti mereka memang melanjutkan saja ajaran dari Hasan Sabah. Padahal, hal itu telah ditransformasi oleh putra Hasan Sabah sendiri setelah membaca kitab rahasia karya Omar Khayyam.

Beberapa Puisi Omar Khayyam (dikutip dari Rubayat Omar Khayyam
terjemahan Abdul Hadi WM) :

Bukan kau atau aku yang tahu rahasia kekal ini,
Bukan kau atau aku yang bisa membaca teka-teki ini.
Yang kita perselisihkan hanya sisi tabir sebelah sini,...
Lingkaran tempat aku datang dan pergi
Tak berketentuan awal dan akhirnya.
Tak seorang bisa mengerti perkara ini:
Dari mana kita datang dan ke mana pergi.

Mereka yang tahu lingkaran hakikat dan syariat
Adalah pelita bagi penuntut ilmu dan umat.
Namun mereka sendiri tak bisa menghindar dari gelap,
Mereka mendongeng, lalu tidur dengan lelap.

Tanyamu: "Apa makna bentuk fana ini sebenarnya?"
Jika diungkapkan, maka panjanglah ceritanya.
Intinya: Inilah bentuk yang hadir dari samudera
Dan dalam sekejap akan kembali ke dasar samudera.

Garis hidupku adalah meneguk anggur dan bersuka ria,
Bebas dari percaya dan ingkar adalah keyakinanku.
Kutanya Mempelai-Nasib: "Siapa teman hidupmu?"
Jawabnya: "Teman hidupku adalah hatimu yang gembira."

Yang dimaksud 'putra' dari Hasan Sabah itu, putra yang disebut sebagai imam pembebas oleh pengikutnya, sebenarnya bukan putra kandung Hasan Sabah, tetapi putra dari salah satu pengikut Hasan Sabah yagn ditunjuk sebagai pengganti. Hasan Sabah sendiri telah membunuh putra-putranya karena dianggap telah melanggar syairat Islam yang kaku seperti yagn diterapkan pada sekte Ismailiyah awal.

Dan, yang lebih menarik lagi, sejak transformasi 'sang putra' setelah membaca kitab rahasia Omar Khayyam, kabarnya pengikut sekte Ismailiyah jadi 'penggemar minum anggur (wine)' dalam arti harfiah. Biasanya dalam puisi-puisi sufistik idiom 'wine' adalah simbol makrifat. Yah, agak mirip kisah Yesus yang minum wine bersama 12 muridnya di perjamuan terakhir...... :-))

Komentar

Postingan Populer