Makalah Birokrasi Dan Perkembangannya
A.
PENDAHULUAN
Mustafa Delly. 2013. Birokrasi Pemerintahan. Alfabeta.Bandung
Birokrasi adalah tipe
organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administrative dengan
cara mengkoordinasi secara sistematis, teratur pekerjaan dari banyak anggota
organisasi.
Orang-orang yang
bekerja dalam birokrasi pemerintahan bekerja secara professional. Mereka
diangkat dan diupah untuk menduduki jabatannya di lembaga pemerintahan yang
telah ditetapkan tugasnya dari atasannya. Dasar pemilihan personil birokrasi biasanya dilandaskan pada keterampilan dan
kepandaian yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan tujuan tertentu.
Birokrasi pemerintahan
seringkali diartikan sebagai officialdom
atau kerajaan pejabat. Suatu kerajaan yang raja-rajanya adalah para pejabat
dari suatu bentuk organisasi yang digolongkan modern. Di dalamnya terdapat
tanda-tanda bahwa seseorang mempunyai yurisdiksi yang jelas dan pasti, mereka
berada dalam area official yang yurisdiktif . didalam yurisdiktif tersebut
seseorang mempunyai tugas dan tanggung jawab resmi (Official duties) yang memperjelas batas batas kewenangan
pekerjaannya. Mereka bekerja dalam tatanan pola hierarkhi sebagai perwujudan
dari tingkat otoritas dan kekuasaannya. Mereka memperoleh gaji sesuai
keahliannya dan kompetensinya. Selain itu didalam kerajaan pejabat tersebut,
proses komunikasinya didasarkan pada dokumen tertulis (the files).
B.
BIROKRASI
DAN PERKEMBANGANNYA
1. Pengertian
birokrasi
Secara bahasa, istilah
birokrasi berasal dari bahasa prancis”bureau” yang berarti kantor atau meja
tulis dan dari bahasa yunani “createin” yang berarti mengatur. Pada mulanya,
istilah ini di gunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja
yang di atur yang di perintah oleh suatu kantor melalui kegiatan kegitan
administrasi ( ernawan, 1998). Dalam konsep bahasa inggris secara umum,
birokrasi disebut dengan civil service. Selain itu juga sering di sebut dengan
public sector, public service atau public administration.
Istilah birokrasi
sering kali di kaitkan dengan organisasi pemerintah, padahal birokrasi ciptaan
Max Weber itu bias terjadi baik di organisasi pemerintah maupun organisasi non
pemerintah. Di suatu perusahaan birokrasi itu bisa terjadi. Demikian pula di
suatu organisasi yang besar birokrasi akan terjadi. Dalam dunia pemerintahan
konsep birokrasi dimaknai sebagai proses dan system yang di ciptakan secara
rasional untuk menjamin mekanisme dan system kerja yang teratur, pasti dan
mudah dikendalikan.
Sedangkan dalam dunia
bisnis, konsep birokrasi diarahkan untuk efisiensi pemakaian sumberdaya dengan
pencapaian output dan keuntungan yang optimum.
Kata “birokrasi” dapat mengandung
pengertian :
a.
System pemerintahan yang dijalankan oleh
pegawai pemerintah karena telah bepegang pada hierarki dan jenjang jabatan.
b.
Cara bekerja atau pekerjaan yang lamban,
serta menurut tata aturan (adat, dsb) yang banyak liku likunya dan sebagainya.
Beberapa
definisi birokrasi menurut para ahli :
-
Max weber, mendefinisikan birokrasi
sebagai sutau hierarki yang ditetapkan secara jelas dimana pemegang kantor
mempunyai fungsi yang sangat spesifik dan mengaplikasikan atau menerapkan
aturan universal dalam semngat impoersonalitas yang formalistik.
-
Mifta toha, mendefinisikan birokrasi
sebagai system untuk mengatur organisasi yang besar agar diperoleh pengelolahan
yang efisien, rasional, dan efektif.
-
Rod Haque (1993), mendefinisikan
birokrasi adalah istitusi pemerintahan yang melaksanakan tugas Negara.
-
Kamus besar bahasa Indonesia, birokrasi
adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan.
-
Wikipedia, birokrasi diartikan sebagai
suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida dimana
lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas. Biasanya
ditemui pada instansi yang sifatnya administrative maupun militer.
2. Konsep
Birokrasi
Istilah birokrasi
tentu7 sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, terutama dalam penyediaan
pelayanan public atau birokrasi di8identikkan sebagai sesuatu yang lama,
bertele-tele, dan rigit (kaku). Hal tersebut karena birokrasi terikat oleh
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum birokrasi merupakan
instrument penting dalam masyarakat modern saat ini yang kehadirannya tak
mungkin terelakkan. Dimana birokrasi ini merupakan konsekuensi logis dari tugas
Negara (pemerintah) daloam proses penyelenggaraan pelayanan publik.
Weber (dalam
Suradinata, 2002;27) mengatakan bahwa “birokrasi adalah sebagai salah satu
sistem otorita yang ditetapkan secararasionaloleh berbagai peraturan”.
Birakrasi dimaksudkan untuk mengorganisasi secara teratur suatu pekerjaan yang
harus dikerjakan oleh banyak orang. Sejalan dengan itu, Blau dan Page (dalam
suradinata, 2002;27) memformulasikan “birokrasi sebagai tipe dari oorganisasi,
dimana dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administrative besar dengan cara
mengkoordinasikan secara sistematika pekerjaan orang banyak’”.
Pelaksanaan birokrasi
disetiap Negara itu berbeda-beda tergantung dari sistem pemerintah yang dianut
oleh setiap Negara tersebut. Jelas tentu berbeda dengan birokrasi di Negara
maju dengan birokrasi di Negara berkembang, dimana di Negara maju birokrasinya
sudah tentu bias kita liat lebih bagus proses pelayanan publiknya dibandingkan
dengan pelayanan public di Negara berkembang yang proses peyanan publiknya yang
lama, kaku, dan bertele-tele. Dimana pelayanan public di Negara berkembang
belum bisa dikatakan baik karena proses pelayanan publiknya belum bias di
nikmati oleh seluruh lapisan masyarakat karena dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti sumber daya manusia, kondisi geografis, sumber penerimaan dan teknologi
informasi.
3. Ciri-Ciri
Birokrasi
Sebagaimana dapat
dilihat dari banyak buku mengenai birokrasi bahwa ciri pokok dari struktur
birokrasi seperti yang diuraikan oleh max weber sebagai berikut:
1.
Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hierarkis.
2.
Setiap jabatan mempunyai wilayah
kompetensinya sendiri.
3.
Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih
berdasarakan pada kualifikasi teknik yang ditunjukkan dengan ijazah atau ujian.
4.
Pegawai negeri menerima gaji tetap
sesuai pangkat atau kedudukannya.
5.
Pekerjaan merupakan karir yang terbatas,
atau pada pokoknya pekerjaannya sebagai pegawai negeri.
6.
Para pejabat tidak memiliki kantor
sendiri.
7.
Para pejabat sebagai subjek untuk
mengontrol dan mendisiplinkan.
8.
Promosi didasarkan pada pertimbangan
kemampuan yang melebihi rata-rata.
Selanjutnya, dari
pengertian birokrasi, Rourke (1979)
memberikan ciri-ciri birokrasi sebagai berikut:
a.
Adanya pembagian kerja secara hierarki
dan rinci.
b.
Didasarkan pada aturan-aturan yang
tertulis yang diterapkan secara impersonal.
c.
Dijalankan oleh staf yang bekerja full
time, seumur hidup dan professional.
d.
Tidak turut memegang kepemilikan atas
alat-alat pemerintahan, pekerjaan, keuangan, dan jabatannya.
e.
Hidup dari gaji dan pendapatan yang
diterimanya tidak didasarkan secara langsung atas dasar kinerja mereka.
Masih dari pengertian
birokrasi, Beetham (1990) mengemukakan
bahwa ciri sentral dari birokrasi adalah:
a.
Bagian kerja yang sangat sistematis.
b.
Problema administrasi yang kompleks
dipecah-pecah kedalam tugas-tugas yang bersifat berulang dan dapat dikelola,
yang masing-masing merupakan wilayah kerja dari unit-unit tertentu.
c.
Dikoordinir dibawah hierarki komando
yang bersifat sentralistis.
Eddhi
Sudarto, yang mengutip Weber, memberikan ciri-ciri
birokrasi sebagai berikut:
a. Kegiatan
sehari-hari yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi didistribusikan
melalui cara yang telah ditentukan, dan dianggap sebagai tugas resmi.
b. Pengoorganisasian
kantor yang mengikutinprinsip hierarki yaitu bahwa unit yang lebih rendah dari
sebuah kantor berada dibawah administrator dan pembinaan yang lebih tinggi.
c. Pelaksanaan
tugas diatur oleh suatu sistem peraturan abstrak yang konsisten dan mencakup
penerapan aturan tersebut dalam kasus-kasus tertentu.
d. Seorang
pejabat yang ideal melaksanakan tugas-tugasnya tanpa perasaan-perasaan dendam,
dan oleh karena itu juga tanpa perasaan kasih saying.
e. Pekerjaan
dalam suatu organisasi birokratis didasar pada kualifikasi teknis dan
dilindungi dari kemungkinan pemecatan secara sepihak.
f. Pengalaman
secara universal cenderung mengemukakan bahwa tipe organisasi a dministrative
murni yang berciri birokratis dilhat dari sudut pandangan yang semata-mata
bersifat teknis, mampu mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.
4. Sejarah
Birokrasi di indonesia
a. Birokrasi
Masa Kerajaan
Sejarah perjalanan
birokrasi di Indonesia tidak pernah terlepas dan pengaruh system politik yang
berlangsung. Apa pun system politik yang diterapkan selama kurun waktu sejarah
pemerintahan di Indonesia, birokrasi tetap memegang peran sentral dalam
kehidupan masyarakat. Baik dalam system politik sentralistik maupun system
politik yang demokratis sekalipun, seperti yang diterapkan Negara-negara maju,
keberadaan birokrasi sulit dijauhkan dari aktivitas-aktivitas dan
kepentingan-kepentingan politik pemerintah.
Sebagian besar wilayah
Indonesia sebelum kedatangan bangsa asing pada abad ke-16, menganut sistem
kekuasaan dan pengaturan masyarakat yang berbentuk sistem kerajaan. Dalam system
kerajaan, puncuk pimpinan ada di tangan raja sebagai pemegang kekuasaan tunggal
dan absolut. Segala keputusan ada di tangan raja dan semua masyarakat harus
tunduk dan patuh pada kehendak sang raja.
Ciri ciri birokrasi
pada masa kerajaan adalah :
-
Penguasa menganggap dan menggunakan
administrasi public sebagai urusan pribadi.
-
Administrasi adalah perluasan rumah
tangga istananya.
-
Tugas pelayanan di tunjukkan kepada
pribadi sang raja.
-
Gaji dari raja kepada pegawai kerajaan
pada hakikatnya adalah anugerah yang juga dapat ditarik sewaktu waktu.
-
Para pejabat kerajaan dapat bertindak
sekehendak hatinya terhadap rakyat.
b. Birokrasi
Masa Kolonial
Pelayanan public pada
masa pemerintahan kolonial belanda tidak terlepas dari sistem administrasi
pemerintahan yang berlangsung pada saat itu. Sistem birokrasi pemerintahan yang
dikembangkan colonial justru sepenuhnya ditujukan untuk mendukung semakin
berkembangnya pola paternalistic yang telah di jiwai pada era kerajaan.
Selama pemerintahan colonial berkuasa di Indonesia terjadi
dualism sistem birokrasi pemerintahan. Di satu sisi telah mulai diperkenalkan
dan diberlakukan sistem administrasi colonial belanda yang mengenal sistem
birokrasi dan administrasi modern, sedangkan pada sisi lain, sistem
administrasi tradisional masih tetap
dipertahankan pemerintahan colonial.
c. Birokrasi
Masa Orde Baru
Berakhirnya masa pemerintahan kolonialisme di Indonesia membawa
perubahan social politik yang sangat berarti bagi kelangsungan sistem birokrasi
pemerintahan.perbedaan-perbedaan pandangan yang terjadi di antara pendiri
bangsa di awal masa kemerdekaan tentang bentuk Negara yang akan didirikan,
termaksud dalam pengaturan birokrasinya.
Setidak-tidaknya terdapat dua persoalan dilematis menyangkut
aparat birokrasi pada saat itu . Pertama,
bagaimana cara mendapatkan pegawai Republik Indonesia yang telah berjasa
mempertahankan Republik Indonesia, tetapi relative kurang memiliki keahlian dan
pengalaman kerja yang memadai. Kedua,
bagaimana menempatkan pegawai yang telah bekerja pada pemerintahan belanda yang
memiliki keahlian, tetapi dianggap berkhianat atau tidak loyal terhadap Negara
Republik Indonesia (Menpan, 1995).
Pada masa ini akhirnya birokrasi menjadi begitu superior
terhadap publik. Semua aspek kehidupan masyarakat hamper dapat dipastikan
tersentuh oleh kekuasaan birokrasi. Lembaga perizinan menjadi mekanisme control
efektif bagi birokrasi, mulai dari pelayanan akta kelahiran, kartu penduduk,
sampai akta kematian, semuanya telah menjadi bagian dari upaya birokrasi untuk
mengontrol dan memobilisasi potensi masyarakat bagi kepentingan birokrasi.
d. Birokrasi
Di Era Reformasi
Pada era reformasi sekarang ini, lembaga birokrasi pemerintah
baik di pusat maupun daerah masih tergolong besar. Jumlah dan macam jenisnya di
pemerintah pusat merupakan tinggalan dari pemerintah Orde Baru. Jumlah
kementrian negaranya masih besar karena di pertahankan oleh partai politik
sebagai arena bargaining untuk mendukung presiden terpilih, kalau perlu harus
di tambah lagi supaya virus parkiston dan Proliferasi tidak bisa sembuh.
Demikian partai politik sekarang ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab
membesarnya lembaga birokrasi pemerintahan.
Sistem politik yang berubah dari zaman pemerintahan Orde Baru
menyadarkan kita bahwa semakin banyaknya partai politik, maka semakin banyak
keinginan partai politik pemerintahan birokrasi pemerintah. Orang orang parpol
akan menjadi pimpinan lembaga birokrasi pemerintah. Oleh karena itu, perlu
diatur sistem hubungan kerja antara jabatan politik, jabatan Negara, dan
jabatan birokrasi karier pemerintah. Sampai sekarang ini hubungan dari ketiga
jabatan tersebut belum ada tanda-tanda diatur. Adapun yang sekarang ini berlaku
adalah cara-cara pemerintahan Pak Harto yang diteruskan oleh pemeintahan yang
sekarang ini.
C.
KESIMPULAN
Secara bahasa, istilah
birokrasi berasal dari bahasa prancis”bureau” yang berarti kantor atau meja
tulis dan dari bahasa yunani “createin” yang berarti mengatur. Pada mulanya,
istilah ini di gunakan untuk menunjuk pada suatu sistematika kegiatan kerja
yang di atur yang di perintah oleh suatu kantor melalui kegiatan kegitan
administrasi ( ernawan, 1998). Dalam konsep bahasa inggris secara umum,
birokrasi disebut dengan civil service. Selain itu juga sering di sebut dengan
public sector, public service atau public administration.
Ciri-ciri birokrasi adalah :
1.
Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hierarkis.
2.
Setiap jabatan mempunyai wilayah
kompetensinya sendiri.
3.
Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih
berdasarakan pada kualifikasi teknik yang ditunjukkan dengan ijazah atau ujian.
4.
Pegawai negeri menerima gaji tetap
sesuai pangkat atau kedudukannya.
5.
Pekerjaan merupakan karir yang terbatas,
atau pada pokoknya pekerjaannya sebagai pegawai negeri.
6.
Para pejabat tidak memiliki kantor
sendiri.
7.
Para pejabat sebagai subjek untuk
mengontrol dan mendisiplinkan.
8.
Promosi didasarkan pada pertimbangan
kemampuan yang melebihi rata-rata.
Sejarah birokrasi di indonesia terbagi
menjadi 4 periode, yaitu :
1.
Birokrasi Masa Kerajaan
2.
Birokrasi Masa Kolonial Belanda
3.
Birokrasi Masa Orde Baru
4.
Birokrasi Di Era Reformasi
DAFTAR
PUSTAKA
Thoha
Miftah.2003.Birokrasi dan politik di Indonesia.PT. Raja grafindo
persada.Jakarta
Mustafa Delly. 2013. Birokrasi Pemerintahan. Alfabeta.Bandung
Komentar
Posting Komentar