ANTARA PALEKKO DAN ALEPPO
Palekko mungkin sudah menjadi sebuah kata yang tidak lagi asing ditelinga
masyarakat sulawesi – selatan bahkan masyarakat Indonesia secara
umum khususnya para penikmat kuliner, makanan yang sering kita jumpai diwilayah
ajatappareng khususnya didaerah kabupaten sidrap merupakan sebuah khas yang
berbahan dasar daging bebek atau ayam diolah dengan cita rasa yang sangat
menggairahkan dengan rasa pedas luar biasa yang menjadi cri khas masakan
palekko tersebut, lalu apa hubungannya dengan Aleppo ???
Mungkin kata Aleppo tidak sefamiliar kata Pelekko, mungkin ada yang
betanya-tanya apa sih itu Aleppo, tapi saya yakin tidak sedikit juga yang sudah
tau tentang apa itu Aleppo apalagi kata tersebut cukup sering muncul
dipemberitaan beberapa waktu belakngan ini meskipun tidak seheboh antusias
masyarakat terkait peluncuran film AADC2 apatah lagi jika ingin dibandingan
dengan pemeberitaan Pengeboman di Paris yang katanya kota paling romantis
didunia itu, pemberitaan tentang Aleppo tidak apa-apanya dipemberitaan media
kita apalagi media raksasa yang ada di amerika sana lebih-lebih jadi trending
topic di media sosial hal tersebut sepertinya lebih mustahil lagi. Terus apa
hubungannya dengan Palekko??
Baiklah akan saya jelaskan sedikit tentang apa itu Aleppo, Aleppo adalah
kota terbesar kedua di Suriah setelah Damaskus, Aleppo juga merupakan salah
satu kota tertua didunia sudah ada sejak 2000 tahun sebelum masehidengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa, kenapa dengan
Aleppo??
Mungkin sudah terdengar sayup-sayup ditelinga kita tentang apa yang terjadi
dengan kota berpenduduk muslim dengan deskriptif luar biasa ketika kita melihat
sejarahnya, yang sepertinya sejarah tersebut akan menjadi tinggal kenangan
saja.
Saya disini akan berbicara tentang kemanusiaan sebagaimana yang saya pahami
terlepas saya sebagai seorang muslim dan seorang kader di organisasi
kemahasiswan islam, saya akan mencoba memahami dari sisi kemanusiaan terlepas
dari konflik antara oposisi dengan rezim penguasa saat ini, tidak terlepas pula
dari keterlibtan amerika dan sekutunya serta kehadiran pihak rusia yang menrut
subjektifitas saya adalah menjadi bagian daripada rekayasa peradaban yang
menjadi mainan amerika dan sekutunya.
Berdasarkan dari berbagai informasi yang saya dapatkan dari beberapa media
bahwa ketika protes anti pemerintah meletus disuriah sejak maret 2011 yang
lalu, rezim penguasa berusaha tetap mempertahankan posisi Aleppo dalam wilayah
kekuasaannya akan tetap konflik yang semakin memanas hingga pada akhirnya
Aleppo jatuh ke tangan pihak Oposisi, pertempuran di kota Aleppo dimulai sejak
februari 2012 yang pada akhirnya menghancurkan bangunan – bangunan bersejarah
bahkan mesjid yang telah berdiri sejak perdababan islam hadir di Aleppo kini
tinggal puing – puingnya saja. Oleh karena itu piha penguasa terus berusaha
untuk merebut kembali kota Aleppo dengan menjatuhkan bom – bom berdaya ledak
tinggi yang akhirnya meluluhlantahkan peradaban aleppo tersebut, selain
berhadapan dengan pihak rezim penguasa pihak oposisi juga seriong bertikai
dengan kelompok ISIS.
Masyarakat sipil semakin tertekan ketika rusia mengumumkan akan terlibat
dalam perang disuriah untuk membantu pihak penguasa hingga april 2016 serangan
rezim dan sekutu terus berlangsung dan menyebabkan korban sipil semakin
bertambah banyak.
Hingga saat ini ribuann korban dari masyarakat sipil, wanita bahkan anak
anak menjadi korban ledakan bom yang membombardir wilayah Aleppo, tapi hal
tersebut belum membuka mata dunia internasional, bahkan terkesan membiarkan proses
dehumanisasi yang terus menerus menelan korban jiwa yang hampir tiap detiknya
berjatuhan, lalu dimana negara negara yang selalu berteriak tentang Hak Asasi
Manusia? Dimana lembaga lembaga internasioanal yang selalu menyuarakan Hak
Asasi Manusia itu?? Ataukah memang HAM itu hanya untuk golongan tertentu saja?
Hanya milik suku bangsa tertentu saja?hanya milik daripada negara negara
adidaya itu? Mengapa ketika kejahatan kemanusiaan itu terjadi di negara negara
eropa dan amerika saja media media internasional bahkan media lokal begitu
sibuk mengutuk dan meberitakan rasa duka yang dialami para korban??Apakah itu
sebuah kebetulan? Ataukah memang sudah menjadi rekayasa global para pemegang
kendali dunia untuk mengarahkan dunia pada satu tatanan yang tidak lagi
memiliki sensitifitas kemanusiaan??
Hal tersebut membuat rasa kemanusiaan kita begitu teriris, jauh lebih perih
ketimbang rasa pedas makanan Palekko dengan level kepedesan tertinggi
sekalipun, ketika Palekko rasa pedas merupakan tantangan dalam menikmati ciri
khas makanan tersebut, tapi tidak dengan apa yang terjadi di Aleppo kejahatan
kemanusian yang terjadi disana telah mencabik-cabik kodrat kemanusiaan kita
yang pada akhirnya menempatkan kita pada posisi terendah kita sebagai manusia
jauh dibawah posisi binantang.
Saya hanya bisa berdoa untuk kemanusiaan kita, juga untuk kenaifan dan
kemunafikan serta keserakahan kita terhadap dunia yang membutakan mata kita
dalam melihat situasi dunia yang sedang bergejolak, semoga kita semua
tersadarkan bahwa ini bukan tentang Aleppo saja, bukan tentang Palestina saja,
bukan tentang Irak Saja, bukan tentang Rohingya saja tapi ini tentang
sensitifitas rasa kemanusiaan kita sebagai seorang manusia dan untuk semua
tragedi kemanusiaan yang terjadi
di seluruh penjuru dunia, kita
semua mengutuk dan mengecam para pelaku kejahatan kemanusiaan apapaun
jabatannya, apapaun sukunya, apapun bangsanya sehebat apapun negaranya dan
apapun agamanya. Dunia ini mampu memenuhi seluruh kebutuhan manusia tapi tidak
sanggup memenuhi keserakahan satu orang pun.
Silahkan menikmati hindangan Palekko dengan sensasi rasa pedas itu tapi sekali
sekali liriklah saudara saudara kita di Aleppo sana yang sedang menikmati
pedisnya tragedi kemanusiaan yang menimpa mereka, berdoalah karena hanya
persoalan waktu tragedi tersebut akan mengarah kepada kita, semoga saja tidak.
Nikmatilah Palekko anda sebelum anda menjadi Aleppo
selanjutnya...!!!!!!!!!!!!
Komentar
Posting Komentar